Interaksi Wisatawan dengan Masyarakat Lokal

Sosiologi Pariwisata, I GD Pitana
Wisatawan yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata antara lain didorong oleh keinginan untuk mengenal, mengetahui atau mempelajari daerah dan kebudayaan masyarakat lokal. Selama berada di daerah tujuan wisata, wisatawan pasti berinteraksi dengan masyarakat lokal, bukan saja dengan mereka yang secara langsung melayani kebutuhan wisatawan melainkan juga dengan masyarakat luas.

Pada sifatnya, hubungan antara wisatawan dengan masyarakat dicirikan oleh empat hal:

  1. Mereka berhubungan sementara (transitory relationship), sehingga tidak ada hubungan yang mendalam. Hubungan yang bersifat sementara dan tidak berulang, sering menyebabkan mereka yang berhubungan tidak memikirkan dampak di masa yang akan datang, sehingga jarang memunculkan rasa saling percaya. Akibat lebih jauh, masing-masing pihak mempunyai potensi untuk memeras dan saling membohongi. 
  2. Ada Kendala ruang dan waktu yang menghambat hubungan. Wisatawan umumnya berkunjung secara musiman dan tidak berulang. Apalagi kenyataan bahwa fasilitas pariwisata umumnya hanya terkonsentrasi pada tempat-tempat tertentu, maka wisatawan hanya berhubungan secara intensif dengan sebagian anggota masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan terhadap wisatawan, sedangkan masyarakat yang jauh dari fasilitas pariwisata berhubungan dengan wisatawan secara kurang intensif. 
  3. Dalam Mass Tourism, tidak ada hubungan yang bersifat spontan antara wisatawan dengan masyarakat lokal, melainkan sebagian besar diatur dalam paket wisata yang ditangani oleh usaha pariwisata dengan jadwal yang ketat. Kegiatan pariwisata adalah kegiatan ekonomi, yang berarti bahwa masyarakat lokal bekerja pada pariwisata adalah untuk kepentingan ekonomi atau mendapatkan penghidupan. Dengan demikian interaksi yang terjadi antara wisatawan dengan masyarakat lokal lebih banyak bersifat transaksi ekonomi. Hubungan yang semula didasarkan atas keramahan-tamahan tradisional, dalam pariwisata telah berubah menjadi keramah-tamahan yang dikomersialkan. 
  4. Hubungan atau interaksi umumnya bersifat tidak setara, pada umumnya masyarakat lokal merasa inferior. Wisatawan lebih kaya, lebih berpendidikan, dan dalam suasana berlibur, sedangkan masyarakat lokal dalam suasana melakukan pekerjaan, penuh kewajiban, dan mengharapkan uang wisatawan. Posisi yang tidak seimbang ini menyebabkan terjadinya hubungan ekploitatif, atau inferior-superior. 

Artikel Terkait
Sosiologi Pariwisata, Ciri-Ciri Pariwisata
Sosiologi Pariwisata, Faktor Pendorong Perjalanan Wisata
Tipologi Wisatawan



0 Response to "Interaksi Wisatawan dengan Masyarakat Lokal"

Post a Comment

MAAF KOMENTAR SPAM KAMI HAPUS