Bounty Cruise

Tinjauan

Ketika saya masih berdomisili di Bali, seorang teman mengajak saya untuk merasakan naik Bounty Cruise Bali. Tentu saja, saya sama sekali tidak perlu mengeluarkan sepeserpun alias gratis untuk berlayar dengan kapal pesiar lokal yang tarifnya tinggi untuk ukuran kantong saya (sekitar 1/2 dari gaji bulanan saya saat itu). Rahasianya? Penasaran?... bukan apa-apa sih tapi teman saya ini memang salah satu pekerja Local Cruise di Bali, yaitu Bounty Cruise. Ini termasuk nepostisme ga ya?

Bounty Cruise teman saya ini (maksudnya tempat dia kerja) berlayar menuju ke Pulau Nusa Lembongan. Karena takut ketinggalan pagi-pagi sekali sekitar pukul 06.00 WITA (05.00 WIB) saya udah cabut menuju ke Pelabuhan Benoa dan langsung meluncur ke Deck Bounty Cruise. Sedikit kecele (Coz harus buru-buru bangun pagi kalee **mode nyesel on**) ... sesampai di dek kapal, belum ada satupun penumpang datang. Yang terlihat hanya aktifitas petugas Bounty Cruise yang hilir mudik, naik turun kapal mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.

Karena kapal berangkat pukul 09.00 WITA, otomatis saya harus termenung-menung sendiri sekitar 2,5 jam sebab teman saya sibuk bekerja. Namun, kurang lebih satu jam sebelum keberangkatan, dermaga sudah mulai disesaki penumpang yang akan menikmati liburan dengan Bounty Cruise. Di dalam kapal, saya merupakan bagian dari penumpang minoritas sebab mayoritas penumpang Bounty Cruise berasal dari belahan asia lain yang orang-orangnya bermata sipit dan berkulit putih. Ketika saya tanyakan hal tersebut ke teman saya, ternyata Orientasi Marketing Bounty Cruise memang membidik wisatawan negara-negara Asia timur seperti Korea, China, Taiwan dan Jepang.

Kegiatan

Tiba di Pulau Nusa Lembongan, penumpang mempunyai alternatif untuk memilih berbagai macam sarana wisata yang ada di sana. Mulai dari Village Tour ke pemukiman penduduk setempat. Melihat langsung bagaimana penduduk Nusa Lembongan membudidayakan usaha rumput laut. Salut juga dengan apa yang dilakukan para pelaku wisata di Bali, untuk hal yang sederhana seperti Village Tour ini, mereka kemas secara profesional sehingga menjadikan paket tour ini mampu mendatangkan dolar. Selain Village Tour, penumpang Bounty Cruise difasilitasi dengan menjajal naik banana boat di pantai Nusa Lembongan ataupun snorkeling di sekitar pantai.

Pada awalnya sempat kebingungan ketika mencoba snorkeling. Saya tidak tau cara menggunakan alat tersebut. Saya merasa pengap dan paru-paru saya tidak bisa bernafas secara normal. Mungkin karena baru pertama kali sehingga belum terbiasa bernafas melalui mulut. Untungnya hal ini tidak berlangsung lama, sebab hanya dalam hitungan menit saya mulai bisa menaklukan alat tersebut, mampu beradaptasi dengan cara bernapas seperti ini.
Oh My God! ternyata snorkeling itu sangat ngat ngat ngat menyenangkan ... Pemandangan menakjubkan dapat ditemui dalam laut. Betapa indahnya terumbu karang alami dilihat dari jarak dekat serta menyaksikan berbagai ragam biota laut yang melintas di depan mata.

Puas beraktifitas di laut, perut keroncongan ga karuan. Memang tidak bisa dipungkiri, jadi orang kaya itu memang enak....setelah bersenang-senang, buffet lunch telah tersedia . Tak hanya itu, sambil menikmati beragam makanan lezat, penumpang Bounty Cruise disuguhi Live Entertainment Tri Singer Bali. Hmmmh...benar-benar "The Last Paradise In The World".


0 Response to "Bounty Cruise"

Post a Comment

MAAF KOMENTAR SPAM KAMI HAPUS