Pemanfaatan Limbah Ternak

Limbah yang dihasilkan dari peternakan besar, selain menimbulkan bau yang kurang sedap jika tidak dikelola dengan baik dan berlangsung terus menerus, akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Seyogyanya peternakan dengan skala besar, dibangun pada areal yang jauh dari rumah penduduk maupun tempat-tempat umum. Sebab jika letaknya berdekatan sangat mungkin akan mempengaruhi sanitasi lingkungan. Air sangat mudah tercemar dengan limbah yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak yang serius. Namun limbah bisa menghasilkan banyak manfaat jika dikelola dengan benar. Misalkan saja urine yang dihasilkan oleh ternak, sebut saja urine sapi bisa diolah menjadi pupuk cair.

Untuk kasus yang ada di PT LBS Kawasan Wisata Kandi, feses dan urine sapi-sapi yang dipelihara bisa menghasilkan biogas dan pupuk yang jumlahnya cukup memadai. Dengan meminta bantuan pakar/praktisi limbah sebagai konsultan dan peran aktif masyarakat maupun LSM setempat, hal ini bisa mendatangkan keuntungan lain yang menjanjikan. Biogas yang mempunyai daya ledak jauh lebih rendah dibandingkan dengan gas LPG bisa dikembangkan menjadi energi alternatif selain gas bumi. Sebagai contoh adalah beberapa masyarakat di Yogyakarta yang mulai memanfaatkan biogas dari feses sapi peliharaan. Sapi-sapi peliharaan yang hanya berjumlah sekitar 4 ekor bisa digunakan untuk memasak sebagai pengganti minyak tanah. Dengan asumsi ini, seandainya feses sapi PT LBS diolah menjadi gas, dalam kurun waktu satu hari saja, gas yang diperoleh dari hasil pengolahan kotoran ternak-ternak itu mampu untuk mencukupi kebutuhan energi berpuluh-puluh rumah tangga.

Gas akan menjadi kebutuhan yang sangat penting, jika ke depan rencana Pemerintah mengkonversikan gas LPG sebagai pengganti minyak tanah secara nasional terlaksana.

0 Response to "Pemanfaatan Limbah Ternak"

Post a Comment

MAAF KOMENTAR SPAM KAMI HAPUS